Jumat, 05 Juni 2009

Bukan Kejayaan Lahiriah

Dalam dialog terakhir yang terjadi antara Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Surga, para murid menanyakan bilamana Tuhan memulihkan kerajaan bagi Israel (Kis. 1:6–11). Tuhan Yesus tidak menolak kenyataan adanya pemulihan tersebut, tetapi Ia menunjukkan kepada mereka bahwa saatnya akan tiba nanti, sesuai dengan kehendak Bapa.
Yang penting bagi orang percaya adalah meneruskan berita Injil sampai ke ujung bumi.

Dalam bahasa asli Alkitab, pertanyaan para murid tersebut dituliskan: "Kürie, i en to khrono tuto apokathistanis ten basilian to Israel?".Ada dua pokok pikiran yang penting di sini: masa ini "en to khrono" dan memulihkan kerajaan bagi Israel "apokathistanis ten basilian to Israel". Kata “memulihkan” (apokathistanis) berarti memugar atau membangun kembali kerajaan Israel.

Dari kedua pokok pikiran ini terlihat bahwa mereka menginginkan Tuhan membangun kembali
kerajaan Israel pada masa ini—pada masa hidup dunia sekarang ini, bukan nanti. Kerajaan
yang mereka maksudkan bukan kerajaan mana-mana, melainkan kerajaan yang pernah dirintis
oleh Saul kemudian dibawa ke zaman kejayaan dan puncak keemasannya oleh Daud dan Salomo.

Dari pertanyaan ini jelas bahwa murid-murid Yesus masih belum mengerti kebenaran Allah.
Mereka belum mengerti visi dan misi kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia ini. Seharusnya
mereka sudah mengerti, sebab mereka sudah kuliah selama tiga setengah tahun di bawah
asuhan Sang Dosen Agung. Rupanya murid-murid Yesus ini sama seperti banyak orang
Kristen hari ini, yang sudah begitu lama mengiringi Tuhan tetapi tidak tahu banyak mengenai
kebenaran Allah—bahkan banyak yang berkonsep salah tentang Tuhan. Murid-murid
semacam ini sebentar lagi akan drop out.

Ada beberapa kesalahan dalam pertanyaan para murid tersebut. Kesalahan yang pertama,
pemulihan kerajaan Israel bukanlah pada waktu itu, tetapi pada saat yang akan ditentukan oleh
Bapa. Kesalahan kedua, mereka tidak perlu tahu kapan Tuhan mengadakan pemulihan itu.
Yesus berkata: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu.” Secara tidak langsung,
Yesus juga ingin menyiratkan bahwa ada yang lebih penting yang harus engkau tahu dan
kerjakan, yaitu menerima kuasa untuk menjadi saksi Tuhan sampai ke ujung bumi. Kesalahan
ketiga, yang dipulihkan Allah bukanlah kerajaan Israel duniawi seperti yang mereka maksudkan
atau fantasikan.
Kesalahan ini sebenarnya sudah terjadi berulang-ulang, antara lain tatkala Petrus melarang Yesus ke Yerusalem (Mat 16:21–23); juga pada waktu mereka tidak mau menerima bahwa daging dan darah Yesus adalah makanan dan minuman (Yoh. 6:48–60).
Mereka berhasrat menjadikan Yesus pahlawan duniawi. Yesus menegur mereka bahwa
mereka mencari Tuhan hanya karena roti dan menjadi kenyang (Yoh. 6:26). Demikian pula
pada waktu anak-anak Zebedeus meminta agar menjadi pejabat disebelah kanan dan kiri
Tuhan sebagai pejabat-Nya (Mrk. 10:35–45). Di berbagai kesempatan orang-orang Yahudi
hendak mengangkat Yesus sebagai Raja (Yoh. 6:15), juga pada waktu Tuhan Yesus masuk
Yerusalem (Yoh. 12:12–13). Mereka mengharapkan Yesus tampil sebagai pemimpin Yahudi
melawan bangsa Romawi.

Kerajaan yang akan dibangun Yesus adalah kerajaan-Nya yang bukan datang dari dunia ini
(Yoh. 18:36). Kenaikan Tuhan Yesus membuktikan dan menunjukkan hal ini. Yang pasti, Ia
datang dan membangun kerajaan-Nya.

Kesalahan yang serupa juga dilakukan oleh banyak orang Kristen saat ini, yang cenderung
selalu ingin menikmati pemulihan atas segala aspek hidupnya sekarang, menurut waktu dan
selera manusia. Kita dapat melihat begitu banyak orang yang berkesalahan seperti murid-
murid ini, yaitu yang mencari Tuhan hanya untuk pemulihan ekonomi, kesehatan, keluarga,
pekerjaan, jodoh, keturunan dan perkara fana lainnya.

Tuhan sanggup dan mau memberikan pemulihan atas hal-hal tersebut karena Ia terlalu
berkenan untuk memulihkan keadaan kita. Kita yakin bahwa semua ini dapat dipulihkan oleh
Allah. Tetapi kalau kita ke gereja hanya mengharapkan pemulihan dari perkara-perkara fana
saja, bisa jadi kita tidak akan memprolehnya. Kalaupun kita memperolehnya lalu tidak mengerti
visi dan misi Tuhan atas hidup kita, kita bisa dipukul Tuhan dan keadaan kita menjadi jauh lebih
parah.

Tuhan menghendaki agar kita memancangkan perhatian kita kepada apa yang menjadi visi
dan misi Tuhan, yaitu kedatangan Kerajaan Surga dengan Yesus sebagai Raja. Kerajaan
tempat keadilan dan kebenaran ditegakkan secara sempurna; Kerajaan yang suci tanpa
kenajisan dan dosa di dalamnya; suatu keadaan yang sangat sempurna.
Oleh sebab itu kita tidak boleh menuntut hidup kita di dunia ini sekarang akan serasa di surga. Kekristenan tidak sama dengan agama-agama lain. Jangan berpikir bahwa kekristenan akan memberi kontribusi atas hidup kita sehingga lebih mudah. Adalah wajar apabila hidup seseorang yang telah disentuh oleh Injil akan terasa lebih sukar, sebab dengan menjadi Kristen kita dituntut untuk hidup sesuai dengan visi dan misi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar